Never Underestimate Others

Never Underestimate Others. Satu kalimat yang harus selalu kita pegang teguh. Dimanapun, kapanpun, pada siapapun.

Sering dari kita, memiliki perasaan sudah benar-benar mengenal pribadi orang yang dekat dengan kita, kelebihan dan kekurangan mereka.

Tak sadar, kadang muncul rasa pesimis untuk mempercayakan sesuatu kepada mereka. Sesuatu yang kita anggap tidak mereka kuasai.

Tapi, apakah kita adalah penilai sebenarnya? Jangan-jangan kita hanyalah seorang yang tidak mau memberi kesempatan kepada orang lain untuk berkembang.

Mungkin kita akan berdalih dan mencari pembenaran dari sikap kita. Lepas dari itu, bukankah selayaknya kita membuka lebar kesempatan bagi orang lain untuk membuktikan kemampuannya?

Cepiring, 3 November 2019

Mencari Alasan

Kebiasaan. Kurang FOKUS. Siapa yang jadi korban kali ini? Kamu.

Beruntungnya aku, kamu hanya tersenyum menyikapi kesalahanku. Aku yang dengan begitu yakinnya melakukan apa yang aku pikir benar.

Begitulah, kadang kita salah. Ketika apa yang kita lakukan itu berdampak pada orang lain dan dia marah, barangkali kita akan berdalih untuk mencari-cari alasan.

Tapi, ketika kita salah, dan orang yang berkaitan dengan hal itu hanya tersenyum, saat itulah rasa bersalah semakin menyelimuti.

Andai setiap kesalahan kita disikapi dengan penerimaan, kita takkan menjadi keras kepala. Mungkin.. 😊 

Kaliwungu, 2 November 2019

Kecewa

Siswa berperilaku negatif bisa jadi dikarenakan gurunya memberi kesempatan padanya. Alih-alih memberikan pendampingan belajar dan menjadi sumber informasi, seorang guru malah disibukkan dengan kegiatan lain yang membuatnya harus meninggalkan kelas.

Apa yang terjadi jika kelas ditinggalkan tanpa tugas alias jam kosong? Lebih banyak anak yang bersorak, memanfaatkan waktu bukan untuk membaca buku, malah asyik bersenda gurau.

Seringnya kebanyakan siswa tidak setuju jika pengurus kelas memanggil guru yang bersangkutan untuk meminta tugas. Mereka tidak rela kesempatan untuk bermain dan beriuh ria terpenggal oleh tugas.

Dan, itulah yang terjadi hari ini padaku. Aku memang bukan termasuk guru yang rajin masuk kelas. Ada saja alasan untuk meninggalkan kelas. Tapi sebisa mungkin aku berusaha memberikan tugas pada kelas yang aku tinggalkan.

Ketika duduk di depan komputer, aku tidak memperhatikan sang waktu begitu cepat berlalu. Alhasil, waktuku masuk kelas terlambat lebih dari 15 menit. Aku menuju ke kelas dimana aku seharusnya berada, dan aku menegur pengurus kelas yang tidak mengingatkan aku untuk masuk sesuai jadwal.

Tapi kemudian aku tidak bisa menahan diri melihat beberapa anak masih asyik dlosor di lantai padahal aku sudah ada di kelas. Akupun berlalu meninggalkan mereka.

Muncul pemikiran negatif di kepalaku. Barangkali mereka memang tidak suka dengan pelajaranku, dan lebih memilih kosong. Aku bukanlah guru yang pantas untuk dinantikan.

Entahlah, aku terbawa suasana, dan tak bisa menahan emosi negatifku, mataku sembab dan basah. Aku merasa tidak diinginkan, lalu apa artinya aku? Mengapa aku memberati pekerjaan yang bukan tugas utamaku?

Bukan salah mereka tidak memanggilku dan meminta tugas. Semua salahku. Aku yang tidak ingin mengerjakan pekerjaan sampingan itu di luar jam kerjaku. Jika mereka tak menginginkanku dan lebih memilih jam kosong, itu adalah hak mereka, sebagaimana aku yang telah melupakan mereka.

Roadmap Learning

Adalah sebuah rancangan yang dibuat oleh pendidik yang terdiri dari Kompetensi Dasar, Materi, Strategi Belajar, Sumber Belajar, Waktu Belajar, dan Indikator Keberhasilan.

Stategi belajar terbagi menjadi 2 jenis yaitu tatap muka dan mandiri. Tatap muka berupa pertemuan di kelas, sementara mandiri dilakukan siswa sendiri dengan mempelajari beberapa sumber belajar/modul yang diberikan oleh pendidik.

Modul ini berupa link yang berisi materi. Link ini dapat diakses dari HP berbasis android, Laptop terkoneksi internet ataupun PC di warnet. Dengan demikian peserta didik benar-benar melakukan kegiatan belajar secara mandiri.

Untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar peserta didik, diberikan Jurnal kemajuan belajar yang diisi sendiri oleh peserta didik dengan jujur, sejauh mana dia menguasai materi, apakah dia mendapati kesulitan belajar, dan lain sebagainya.

Selain itu juga ada ujian modul sesuai materi yang telah dipelajari. Kemajuan belajar siswa dapat diketahui dari hasil ujian ini.

Untuk mewujudkan "Roadmap Learning" yang ideal, pendidik harus mencermati sumber belajar yang layak diberikan kepada peserta didik, baik itu materi tertulis dari website ataupun video pembelajaran dari Youtube.

Setelah lengkap baik materi tulis ataupun video, pendidik bisa menyebarkan "Roadmap Learning" tersebut kepada peserta didik melalui WA.

Tunggu, apakah cara ini efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap sebuah materi pelajaran? Just do it. Wait and see.

Positif Thinking

Positif thinking itu wajib, di setiap keseharian kita. Seperti pengalaman yang baru saja aku dapatkan, yang kuyakin tak ada yang kebetulan.

Aku dihadapkan pada situasi untuk maju atau mundur, hanya dalam hitungan 2 hari. Apa yang bisa aku lakukan? Aku memperkirakan beberapa macam pemecahan masalahku.

Aku berupaya sedapat mungkin tetap tenang. Seperti yang diajarkan oleh Ustadz Nasrullah, tetap menjaga pikiran positif, berkata positif, dan berdo'a. Aku memikirkan satu solusi yang paling tepat dan berharap menjadi kenyataan.

Dan, Alhamdulillah. Allah memberikan jalan keluar terbaik. Semakin bertambah keyakinan bahwa sesiapa yang hadir dalam kehidupan kita tidak sekedar numpang lewat.

Beberapa orang ditakdirkan untuk menjadi penolong kita, memberikan dukungan moral, spiritual, dan bahkan tak jarang materi. Semua adalah karunia Allah dalam satu garis cerita kehidupan kita.

Bersyukur berada dalam lingkup dunia yang penuh dedikasi, rasa kekeluargaan yang nyata, dan saling menghargai. Semoga Allah mempertautkan kita dalam jalinan yang abadi.

Kaliwungu, 19 Oktober 2019
Note:
Seperti kata mutiara yang pernah kubaca: "Tetaplah berpikiran positif, dan hal positif akan hadir dalam keseharian kita."